Wednesday, April 6, 2011

Ujian Umat Nabi Muhammad SAW


Setiap Rasul yang di utus ALLAH mempunyai Ujian, demikian pula dengan umatnya. Masing -masing memiliki ujiannya sendiri. Di balik setiap ujian itu tentu ada hikmah yang patut direnungkan dan di jadikan pegangan dalam kehidupan.
Al hadist : “Dari Ka’ab bin Iyadh RA, ia berkata, “aku mendengar Rasulullah SAW bersabda,’sesungguhnya masing-masing umat dan ujiannya,dan ujian umatku adalah harta kekayaan’.”(diriwayatkan oleh at-tirmidzi)
Syarah Hadist :
Hadist di atas diriwatkan dalam kitab Zuhud bab tentang Fitnah Umat ini adalah Harta. Allah SWT menjadikan harta kekayaan bagian dai perhiasan kehidupan dunia dan Dia menjadikan dalam diri manusia kecenderungan san kesenangan untuk mengumpulkan harta. Kata-kata fitnah sebagaimana dikatakan A-ashfahani . artinya adalah ujian atau cobaan dalam hal kebaikan maupun keburukan. Ujian bagi Umat Nabi Muhammad SAW adalah kekayaan. Cobaan ini adakalanya bisa dihadapi dengan baik. Jika mereka diuji dengan di berikan rejeki berupa harta yang banyak, lalu di gunakan dalam ketaatan kepada Allah SWT , tentu ujian itu menjadi baik baginya.
Namun ujian ini pada umumnya tidak bisa dihadapi dengan baik. Jika anugrahhi harta yang banyak , mereka lalai dari bersyukur kepada yang maha member rezeki. Jika diuji dengan sedikit harta, mereka tak bersyukur, bahkan secara tak langsung mengutuk dan mencaci Tuhan. Inilah yg dikatakan Imam Al-Haddad dalam Al-fushul Al’ilmiyyah sebagai musibah keduniawian yg membuat luput umat ini dari sikap bersyukur, bahkan menantang Allah Azza wa Jalla. Inilah makna sesungguhnya ucapan Nabi SAW,”Kemiskinan hamper membawa kepada kekufuran.” Wl ‘iyadzubillah.
Al Hadist :” Dari abu ‘Amr (ada yang berpendapat Abu Abdillah atau Abu Laila Utsman bin Affan RA), bahwasanya Nabi SAW bersabda,”tidak ada hak bagi anak Adam kecuali tiga hal ini : rumah yg ia huni, pakaian yang menutupi auratnya, dan roti kering serta air.”(Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi).
Al-Hadist :
Hadist ini juga ini juga diriwayatkan at-tirmidzi dalam kitab Zuhud tapi dalam bab Tidak ada Hak Anak Adam kecuali tiga hal. Julukan (kun-yah) bagi Sayyidina Utsman bin Affan RA memang banyak. Dalam kitab Usud al-Ghabah disebutkan beberapa diantaranya, seperti abu abdillah , abu laila dan abu amr karena mereka memiliki banyak anak. Tapi julukan yang tepat adalah abu abdillah karena abdillah adalah anak laki-lakinyya yang sulung, buah hatinya besama Sayyidah Ruqayyah binti Muhammad SAW. Apa ynag di sebutkan Nabi Dalam hadistnya iti dimaksudkan agar seseorang berusaha untuk memenuhi tiga kebutuhan mendasar itu. Bila ia memperoleh ketiga hal tersebut , itu sudah cukup baginya. Jika seseorang memiliki sesuatu di luar itu, ia tergolong lebih dari cukup.
Al-Hadist :”Dari Abdullah Bin Asy-Syikhkhir RA , bahwasanya ia berkata, “Aku mendatangi Nabi SAW dan beliau sedang membaca ayat ‘Alhakumut-takasur’,lalu beliau berkata , ‘ anak adam berkata: ini hartaku ,ini hartaku. Wahai anak adam apakah ada ada harta yg kamu miliki kecuali apa yg kamu makan kemudian habis, atu apa yang kamu pakai yang kelak akan rusak, atau apa yang kamu sedekahkan yang kelak menjadi simpananmu?’,”(diriwayatkan oleh Muslim).
Syarah Hadist
                Hadist ini diriwayatkan muslim dalam permulaan kitab zuhud dan kelembutan hati. An-nasa’I meriwayatkan, rasulullah SAW menuntaskan bacaan surah Al takatsur terlebih dahulu, baru ia menyampaikan kata-kata tersebut kepada Abdullah.
Sebagaimana disabdakan Nabi SAW, tak lebih dari sesuatu yang dinikmatinya sementara dan kelak akan punah atau rusak. Kesombongan manusia dengan perkataan itu tanpa disadarinya akan berakhir kepada kepunahan. Mengapa ? karena tidak ada yang abadi , dan itu semua hanyalah titipan dari Allah SWT, kecuali apa yg di miliki itu ia gunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah , seperti sarana untuk ibadah, bersedekah, dan menafkahkannnya di jalan yang di ridhai Allah ta’ala. Jk demikian, semua harta itu akan menjadi bekal simpanan yang berguna saat di hari perhitungan amal di akhirat.
“Jadikanlah apa yang kamu miliki sebagai simpananmu di sisi Allah, dan jadikan allah sebagai simpanan bagi anak-anakmu.”

sumber :majalah kisah islami 2011